Skip to main content

Featured

"JALAN HIDUP PENUH MISTERI"

 "JALAN HIDUP PENUH MISTERI" Tersembunyi ujung jalan hampir atau masih jauh, ku di bimbing tangan Tuhan ke Negeri yang tak ku tau. Bagai ombak menghempas karang, buih terpisah berhamburan, singgah sebentar tak membekas, hilang dan pergi begitu saja. Kenangan indah tak terlupakan, sahabat dan teman tetap di jaga, kata dan bahasa bagai pedang, akan binasa, salah di gunakan. Baca Juga: Pentingnya Membaca Keluarga adalah kebahagiaan, dunia akan indah jika dihiasi kasih dan sayang, tak terlupakan bahasa dan kata di ucapan indah jika kedengarannya. Jika hidup bagai misteri tak tau apa yang terjadi, siapkan mata menatap jauh, bagai burung camar memantau mangsa, hendak membidik untuk di santap. Jalan yang sunyi siap menanti, entah siapa yang akan menemani, tak ada kawan yang siap mendampingi, beranikan diri untuk melewati, walau badai siap menghabisi. Baca Juga: Pentingnya Menulis Di Sosmed Hidup itu masih misteri, setiap kejadian masi tersembunyi, lorong gelap siap menanti, tak tau

AKIBAT ADA UANG ADA SUARA

" AKIBAT ADA UANG ADA SUARA"

https://www.idntimes.com/business/finance/kintan-ayu-sevila/tipe-money-language-c1c2

Sudah lazim menjelang pesta demokrasi Legislatif, bahasa masyarakat bahwa ada uang ada suara, dan itu nyata bahwa setiap caleg yang kepingin mencalonkan diri harus menyiapkan uang sebanyak-banyaknya.

Soal dapat atau tidak itu tergantung nasib dan rezeki, tapi yang jelasnya uang harus keluar untuk ongkos politik guna mendapatkan suara.

Berbagai macam permintaan pemilik hak suara, mulai dari setiap pertemuan harus ada bahan kontak seperti gula, kopi, rokok,dan ongkos bensin/pulsa di bagi kepada setiap orang yang hadir.

Setiap pertemuan di berbagai tempat pastilah di minta demikian sehingga pertemuan menjadi lancar, para caleg pun selalu mengeluarkan uang yang tidak sedikit.

Ada juga permintaan fasilitas, misalnya motor, sensor, mesin Johnson, ketinting, bangun sumur, bantuan ke Gereja, masjid, bantuan ke perkumpulan suku, perkumpulan profesi dan lainya.

Nah ketika menjelang hari pencoblosan, masyarakat pun mulai hitungan dan meminta kepada caleg, 1 suara sekian rupiah, di tambah sembako, misal beras, minyak goreng, supermi, sabun dll.

Para caleg mengeluarkan uang untuk kebutuhan tersebut dan semakin besar suara atau mendapat banyak suara, pasti mengeluarkan uang yang tidak sedikit, di tambah korban waktu, tenaga dan pikiran.

Kadang untuk mendapatkan uang tersebut para caleg bisa saja kredit bank, jual tanah, juah mobil, pinjam meminjam, utang sana sini bahkan tabungan pu bisa ludes untuk mendapatkan suara.

Setelah pemilihan para caleg sudah keluarkan uang dan bahan kontak untuk mendapatkan suara, kasar katanya MEMBELI SUARA, dari pemilik suara yang telah menjual suaranya kepada para caleg.

Setelah mendapat suara dan berhasil jadi anggota DPRD maka para anggota dewan ini merasa bersyukur karena perjuangannya membuahkan hasil, sementara yang belum berhasil hanya bisa gigit jari dan menyesal walau sudah banyak keluarkan uang.

Bagi anggota DPRD yang sudah berhasil duduk di DPRD didalam hatinya akan berkata, kalian punya suara itu saya sudah beli, saya sudah bayar, jadi kalian mau datang bicara apa lagi.

Masyarakat mau bicara apa juga ya terserah, tapi perlu di ingat bahwa suara mu sudah di bayar, sudah di beli, jadi tidak boleh menuntut banyak apalagi mau di perhatikan.

Kadang masyarakat tidak mendapat perhatian atau respon dari para wakil rakyat karena suara masyarakat yang memilih itu tidak gratis, tapi memilih karena di bayar.

Fakta ini menjadi pelajaran sehingga jika masyarakat mengatakan bahwa ADA UANG ADA SUARA, maka jangan menuntut lebih atau perhatian dari wakil rakyat, karena suara anda telah di bayar.

Semoga di pahami.

Salam, By : Orgenes Asmuruf

Comments

Popular Posts